Kamis, 22 Desember 2011

Memilih Tempat Kursus Bahasa Inggris

Memilih Tempat Kursus Bahasa Inggris

Oleh: M. Abdullah (Abe)

Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional membuat semua orang

berlomba-lomba untuk bisa menggunakannya. Hal itu dilihat para ahli

pemasaran sebagai peluang untuk mengeruk fulus sebanyak-banyaknya,

sehingga mereka tak segan-segan membuka biro jasa bahasa Inggris.

Karena bagi mereka, bahasa Inggris disamakan dengan Surat Izin

Mengemudi alias SIM.

Saking banyaknya “biro jasa“ yang menawarkan diri bisa membuat Anda

bercasciscus dalam bahasa Inggris, Anda jadi bingung, mau pilih yang

mana. Apalagi setiap lembaga kursus itu mengklaim dirinya sebagai

institusi yang paling bagus. Tidak ada yang mau jujur berdagang,

dengan menyampaikan kekurangan-kekurangan mereka. Mirip para penjual

buah di pasar-pasar tradisional, hanya memperlihatkan buah yang

mulus-mulus di permukaannya saja, tapi di bagian bawahnya ada yang

peot, ada yang kisut, ada yang keriput dan mungkin ada juga yang

busuk.

Sebagai konsumen Anda harus berhati-hati memilih, jangan sampai kecewa

setelah mengeluarkan uang dari hasil jerih payah Anda membanting

tulang dari pagi sampai sore, sebulan penuh. Berikut ini ada tips

bagaimana memilih tempat kursus bahasa Inggris yang baik.

Pertama, JANGAN TERMAKAN IKLAN. Belum tentu iklan yang penampilannya

mewah dengan memajang gambar-gambar model keren (yang diambil dari

internet), bisa memberikan apa yang Anda inginkan. Mendaftarlah ke

sebuah lembaga kursus, berdasarkan kebutuhan Anda, bukan karena

melihat iklan.

Kedua, kalau Anda tertarik juga oleh iklan, atau DIITARIK-TARIK terus

oleh yang masang iklan itu, selidiki dulu, apa betul kalimat-kalimat

indah dalam iklan, sama dengan kenyataan. Caranya menyelidiki adalah

dengan menanyakan kurikulumnya, buku pedomannya, metode mengajarnya,

pengajarnya sudah pengalaman atau belum dll. Ingat, Anda harus betul-

betul melihat bentuk fisik bukunya sebelum mendaftar! Jangan sampai

bukunya hanya berisi tulisan-tulisan yang dicopy dari internet. Sebab

banyak lembaga kursus yang MODULnya hanya asal comot dari internet,

lengkap dengan gambar ilustrasinya.

Parahnya lagi, satu jenis modul itulah yang digunakan untuk mengajar

balita, anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Bahasa Inggris untuk

ibu rumah tangga, karyawan, pengangguran, pencari kerja, pedagang,

bahkan yang ingin meningkatkan karirpun, MODULNYA ITU-ITU JUGA. Mereka

yang masih ada di level beginner, intermediate, atau sudah advanced

sekalipun, MODULNYA juga itu-itu. Mungkin karena saking “saktinya”

sang modul, yang mau belajar TOEFL, IELTS, atau ingin belajar jadi

native speaker, disodori buku yang tebalnya sekaki gajah bengkak tsb

(sudahlah kaki gajah, bengkak lagi).




Mengenai pengajarnya, Anda juga harus ketemu langsung dengan calon

pengajar Anda. Jangan sampai para pengajar itu adalah PENGAJAR

KARBITAN, yang dipaksa masak sebelum waktunya matang. Belum tentu

TENTOR / MENTOR yang penampilannya gemerlap seperti bintang-bintang

sinetron, skill bahasa Inggrisnya juga gemerlap.

Ketiga, JANGAN MAU bila disuruh membayar KONTAN di muka. Apalagi kalau

nilainya sampai berjuta-juta. Kalau Anda membayar kontan di muka, Anda

tidak akan bisa menariknya kembali, walaupun Anda kecewa dengan metode

pengajaranya atau dengan kwalitas pelayanannya. Jangan harap Anda bisa

menarik uang Anda kembali bila, misalkan, Anda berhalangan hadir.

Justru dengan membayar kontan itulah, maka Anda TIDAK PUNYA KESEMPATAN

untuk merasakan dahulu kwalitas para pengajarnya. Bila anda tidak

dating lagi, itulah yang diharapkan para marketing kursus itu, sebab

mereka bisa mencari yang lain lagi untuk dimangsa, karena lembaga

kursus semacam itu biasanya hanya MENGGENJOT profit, bukan

mengedepankan kwalitas.

Kursus yang baik adalah yang metode pembayarannya bersifat bulanan,

dan bukan jor-joran seperti itu. Dengan membayar bulanan, bila Anda

ingin “cabut” karena berbagai alasan, maka Anda tidak akan rugi.

Dengan membayar bulanan, Anda tidak akan dibebani secara financial.

Dengan membayar bulanan, Anda punya kesempatan untuk MENGETES

kemampuan para pengajarnya atau MEMBUKTIKAN kebenaran janji sang

marketing, agen kursus, konsultan kursus, atau apa pun namanya. Lebih

baik kuliah di sastra Inggris sekalian, kalau biaya kursus yang harus

dibayar kontan, sama dengan harga sepeda motor baru.Tapi seandainya

Anda harus membayar kontan dimuka, dan nilainya tidak sampai satu

juta, saya rasa itu wajar-wajar saja.

Keempat, hati-hati terhadap JEBAKAN para marketing, course advisor

(penasehat kursus), konsultan kursus (course consultant) atau apapun

namanya. Para marketing kursus sering mengatakan bahwa pendaftaran

siswa pada bulan ini dibatasi, dan bulan depan biaya kursus sudah naik

harganya. Itu semua hanyalah AKAL BULUS para marketing, course

advisor, course consultant atau apa pun namanya. Sehingga Anda diminta

untuk membayar Tanda Jadi atau DP (Down Payment) supaya JIKA bulan

depan Anda baru bisa kursus, Anda masih kebagian tempat atau membayar

biaya kursus dengan harga bulan ini. Itu semua hanyalah usaha

MENGHIPNOTIS Anda supaya Anda secara tidak sadar mengeluarkan isi

dompet yang sedang Anda bawa. Berapapun DP yang Anda bayarkan, entah

itu sepuluh ribu atau limaribu, tetap akan diterima (sementara biaya

kursusnya berjuta-juta). Kenyataannya BERAPA PUN BANYAKNYA peserta

kursus pada bulan tersebut tetap akan diterima dengan senang hati.

Kenyataannya, biaya kursusnya pun dari mulai buka lembaga kursus tsb

sampai mau bangkrutpun masih berkisar segitu juga.


Kelima, perhatikan bonafiditas lembaga kursus dengan melihat seberapa

sering lembaga tsb memasang IKLAN LOWONGAN KERJA. Hal ini kelihatannya

sepele, tapi dari sini bisa kelihatan, kwalitas suatu institusi.

Sebuah institusi, lembaga atau perusahaan yang setiap bulan, apalagi

setiap minggu memasang iklan lowongan (berarti karyawannya sering

keluar-masuk), bisa dipastikan lembaga tsb berkwalitas ABAL-ABAL. Kok

bisa? Ya pasti, sebab mereka pasang iklan lowongan karena butuh tenaga

kerja. Tapi kenapa iklan lowongannya gak habis-habis? Di Indonesia ini

banyak sekali tenaga produktif yang butuh kerja, apa tidak muat

diakomodir oleh satu perusahaan yang sering pasang iklan lowonga di

surat kabar-surat kabar, internet, bahkan pamphlet-pamflet?




Karena dari iklan lowongan yang dahulu mereka sudah dapat tenaga

kerja, tapi kemudian tenaga kerja tersebut tidak bertahan lama. Bisa

jadi karena ada konflik dengan management, bisa jadi karena suasana

kerja yang kurang nyaman, bisa jadi karena kesejahteraan yang tidak

diperhatikan, bisa jadi Jamsostek / askesnya hanya untuk yang sudah

permanen, bisa jadi bossnya paranoid, bisa jadi HRDnya sok menjaga

wibawa dengan main pecat, bisa jadi gajinya tidak sesuai dengan

skillnya, dll. Otomatis management pasang iklan lowongan lagi. Jadi

begitulah, iklan lowongan dan tenaga kerja terus berputar seperti

lingkaran setan tiada habisnya.

Dampak dari lingkaran setan itu, para peserta kursus yang dirugikan.

Karena type pengajarnya terus berganti-ganti, mereka jadi malas

belajar, karena setiap ganti guru, yang diajarkan itu lagi, itu lagi.

Kalau tenaga pengajarnya terus mener us berganti yang baru, kita pun

dapat kwalitas pengajarannya seperti makan buah mangga karbitan. Belum

matang betul, tapi dipaksa mengajar.

Keenam, perhatikan para guru, instruktur, pengajar, tutor, tumor,

mentor, mentog, bebek, soang atau apa pun namanya, apakah mereka sudah

berpengalaman mengajar atau masih BAU KENCUR alias belum

berpengalaman. Banyak lembaga kursus yang lebih senang memperkerjakan

pengajar yang masih bau kencur alias belum berpengalaman mengajar,

karena biasanya mereka mau dibayar murah. Sehingga lahirlah guru,

instruktur, tutor, mentor, pengajar KARBITAN, yang sebenarnya tidak

punya kapabilitas dalam mengajar tapi dipaksa mengajar. Akibatnya,

lagi-lagi konsumen yang jadi korbanya.

Ketujuh, Jangan TERKESIMA oleh kebesaran suatu lembaga kursus.

Walaupun institusi tsb punya cabang di mana-mana, bukan berarti

kwalitasnya juga besar. Tidak setiap perusahaan yang buka kursus di

setiap kota besar, lantas punya andil bermanfaat bagi kemajuan

intelegensi bangsa. Biasanya mereka buka cabang di tempat lain karena

di tempat yang lama sepi peminat, sehingga modal yang ditanam belum

menyentuh break event point alias balik modal. Dengan membuka cabang

di tempat baru, calon prospek baru, diharapkan bisa nutup modal.

Lembaga semacam itu hanya mengejar KEUNTUNGAN, bukan bermaksud

mencerdaskan bangsa.

Kedelapan, INGAT: English is Easy to Speak and Cheap! Bahasa Inggris

itu Mudah dan Murah! Tapi walaupun mudah dan murah, Bahasa Inggris

bukanlah seperti SIM (Surat Izin Mengemudi) yang DIREKAYASA supaya

bisa dibeli!

Wallahu a’lam bidzunubihim (laisa bisawabihim).

Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar